Ungkapan mengenai OU (Otak Udang)
sering terdengar sebagai presentasi makna sukar mengerti (Bodoh). Idiom OU menjadi
gelar yang sering digunakan untuk membuatnya terlihat lebih menarik, kebanyakan
orang tentu akan paham dengan istilah ini, jika istilah "OU" ditujukan
kepadanya akan direspon dengan rasa tidak senang. Tapi apakah kebanyakan dari
kita pernah berpikir ada apa dengan otak udang? Kenapa bukan otak undur-undur, semut,
capung, semut atau otak hewan lainnya?
Perlu diketahui bahwa istilah OU bukan sesuatu
yang patut dilontarkan begitu saja atau dipelihara di ujung lidah. Yang perlu
kita ketahui adalah apa yang menyebabkan otak udang menjadi istilah sukar
mengerti "BODOH". Sebab masih banyak dari kita yang tidak paham
bagian organ dalam otak udang yang dijadikan sebagai simbol "kebodohan"
bagi manusia.
Sebelumnya kita ketahui bahwa
manusia merupakan makhluk "MAHA" dari segala makhluk yang diciptakan
Allah SWT. Murtadha Muthari mengatakan bahwa manusia banyak memiliki segi
positif disamping negatif. Fitrahnya, manusia memiliki sekumpulan unsur surgawi
yang luhur, yang berbeda dengan unsur-unsur badani yang ada pada binatang, tumbuhan
dan makhluk lainnya. Sebagaimana dijelaskan dalam (QS.Al-isra'/17:70) tentang
penciptaan manusia.
Sedangkan menurut Fathuddin Ja'far, MA dalam bukunya SEI
Empowertment Road To The Great Success dikatakn bahwa manusia adalah makhluk ciptaan
Allah SWT yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya seperti
malaikat, iblis, hewan dan sebagainya.
Kecerdasan merupakan hal yang harus
di pupuk dan kemampuan otak manusia tidak diragukan lagi, hanya saja potensi otak
tidak digunakan dengan baik, sederhananya semakin kita berpikir maka semakin
banyak kita menggunakan otak kita. Sebaliknya orang-orang yang malas dan tidak suka
berpikir atau yang terbiasa mendelegasikan kepada orang lain untuk berpikir,
maka akan mudah untuk dikendalikan inilah asal mula timbulnya pemujaan
(pengidolaan) dalam ajaran islam disebut dengan pengkultus individual ataupun
taklid.
Sebagai mana dalam firman-NYA
"....Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya. (Qs.Yunus /10:100)
Lalu bagaimna dengan otak udang itu sendiri?
Jika di pikirkan lagi, Inilah beberapa alasan kenapa otak udang digunakan
dalam istilah ini, seperti yang dilansir dari laman www.sugenk.com :
1.) Sistem pencernaan (perut) udang terdapat
dikepala, sehingga tidak seperti manusia yang kepalanya berisi otak saja untuk
berpikir, otak udang pun berukuran kecil. Selain sistem pencernaan, dikepala
juga terdapat jantung, hati dan berbagai macam organ lain yang pada manusia
terdapat pada perut. Jadi isi kepala udang seperti isi perut manusia, yaitu
kebanyakan berupa organ-organ pencernaan. Sehingga manusia bila berpikir
menggunakan perutnya (hawa nafsu), tidak menggunakan otaknya untuk memilih
baik, buruk, halal atau haram dan sebagainya. Karenanya inilah alasan mengapa
di pilih kiasan otak udang.
2.) Udang berenang mundur, bahkan melompat
mundur. Sehingga orang yang tidak mau maju kadang diibaratkan udang.
Dari hal ini dapat diartikan bahwa otak dari
udang maupun otak manusia sama-sama memiliki peran dan fungsinya masing-masing,
akan tetapi terkadang manusia tidak mempergunakan sebaik-baiknya kemampuan otak
yang dimilikinya.
Untuk lebih jelasnya lagi, jika dilahat dari struktur anatominya, Crustacea (suatu kelompok besar dari arthopoda
yang mencakup hewan seperti lobster, kepiting, udang dan lainnya) terdiri atas
dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau bagian
belakang (abdomen). Pada sistem pencernaan crustacea dimulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan anus. Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel api sesuai yang dikutip dalam biologi-hayati.blogspot.com.
Dapat dikatakan bahwa sturkturnya menyatu
dengan sefalotoraks serata abdomen (bagian kepala dada yang
menyatu pada daerah perut). Disinilah istilah "OU" dijadikan simbol
"kebodohan" karena udang tidak punya sekat (batasan) antara bagian
kepala dada dan perut jadi otak langsung berhubungan dengan sistem pencernaan
yang hasil akhirnya berupa fases/kotoran atau dapat diartikan pemikiran yang
tidak jernih "BODOH". Namun hal ini tidak bisa dijadikan acuan untuk saling menjatuhkan dan merendahkan degan
istilah "OU" atau istilah-istilah negatif lainnya. Tapi dengan arahan
dan dukungan moril untuk saling membantu dan mengingatkan dalam kebajikan
sebagaimana Firman Allah SWT dalam (Qs. Al-maidah/5:2) begitupula sabda
Roasulullah SAW
" Bantulah saudaramu, baik
dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Ada yang bertanya:
"wahai Roasululla, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana
menolong orang yang sedang berbuat zhalim? "Beliau menjawab: "dengan
menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya".(HR.al-Bukhari).
Kezhaliman disini dapat
diartikan sebagai sikap "bodoh" yang dilakukan, karenanya kita semua
memiliki kesempatan untuk bersikap cerdas (fathanah).
Semoga bermanfaat apabila ada
kelebihan itu datangnya dari Allah SWT dan apabila ada kekurangan datangnya
dari penulis sendiri, kritik dan masukan selalu menjadi pembenahan bagi
berkembangnya pengetahuan kami dan penulis sendiri.
Bukit Tamarunang, 22 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar